"Saya mendengar cerita-cerita yang bertentangan tentang boleh atau tidaknya makan dan minum selama persalinan." Beberapa orang dokter tidak mengizinkan pasien makan dan minum selama persalinan, dengan alasan makanan dapat "terhirup"4 seandainya diperlukan pemberian bius total dalam keadaan darurat. Dokter lain memperbolehkan cairan dan makanan padat ringan (tidak termasuk martabak) dalam persalinan berisiko rendah, dengan alasan bahwa wanita yang sedang bersalin memerlukan cairan dan kalori agar tetap kuat dan dapat menunaikan tugas dengan baik. Menurut para dokter yang berpendapat demikian, risiko makanan "terhirup" sangat rendah, yakni 7 dalam 10.000.000 kelahiran (dan hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembiusan total, dan itu pun hanya dilakukan dalam situasi darurat). Pendapat para dokter dalam kelompok kedua ini bahkan telah didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa wanita yang diperbolehkan makan dan minum selama persalinan akan mengalami persalinan yang lebih singkat rata-rata 90 menit sehingga pemberian oksitosin untuk mempercepat persalinan biasanya tidak diperlukan.
Selengkapnya